>Mengatasi Depresi<


st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
<!– /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:””; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>


/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}

Dalam Menggapai sukses tak jarang orang akan menghadapi depresi atau tekanan pada jiwa atau mentalnya, ketika Dipecat dari pekerjaan? Tidak lulus ujian? Tidak jadi dipromosi? Kalah dalam sebuah kompetisi? Ditipu orang lain? Usaha bangkrut? Divonis dokter terkena penyakit parah? Dililit hutang berkepanjangan? Berkali-kali gagal mendapat pekerjaan?

Depresi dapat diartikan sebagai kondisi batin yang tertekan, dan dapat mengakibatkan hilangnya harapan hidup, makna hidup, menurunya atau bahkan hilang sebuah motivasi, malah terkadang menghilangkan rasa percaya kepada diri sendiri.
Depresi terjadi karena tekanan hidup yang terlalu berat dan jiwa atau fikiran kita tidak mampu untuk menahanya, memang kenyataanya hidup ini lebih kejam dari yang kita bayangkan

Semua orang pasti ingin memperbaiki atau mengatasi depresi yang terjadi tetapi malah banyak orang yang terkdang salah langkah dalam mengatasi permasalahan depresi ini, malah tips yang diberikan atau di dapatkan bias membuat orang tersebut semakin dalam terjerembab dakam depresi, beberapa hal ini bisa menyebabkan depresi yang semakin parah:

1. Hanya sekedar mencari tahu cara menghilangkan depresi
Banyak buku, tulisan, motivasi, tekni dari buku, internet, seminar yang mengajarkan tentang cara menghilangkan depresi, tetapi terkadang kita hanya sekedar tahu, tapi banyak dari kita yang tidak mau untuk melaksanakan. Semua tips dari buku, tulisan, motivasi, tekni dari buku, internet, atau seminar akan bisa berguna ketika kita berusaha berjuang dengan mengobarkan semangat untuk berusaha untuk mengatasi depresi dan tidak berguna kalau kita duduk dan diam saja, atau hanya sekedar tahu saja.

2. Melihat diri negatif
Banyak dari kita selalu melihat diri kita sendiri, misal , saya muak melihat diri saya, hidup saya sudah hancur dan tidak bisa diperbaiki lagi, Buat apa saya pertahankan rumah tangga ini, saya hanya bisa bekerja seperti ini, hal ini adalah definisi atau kesimpulan atau label tentang diri sendiri yang kita buat sendiri. Kita harus berubag untuk mengatasi depresi yang kita miliki.
3. Menolak atau skeptis terhadap saran, pendapat atau bantuan orang lain.
Atau kita tahu tetapi banyak orang yang terkdang menolak atau tidak percaya terhadap bantuan orang lain, terkadang kita tidak terbuka, atau menutup diri, atau bersembunyi dalam keadaan yang seolah-olah tidak terjadi apa-apa, padahal kita membutuhkan bantuan atau uluran tangan orang lain dengan membuka diri
.
4. Mencari kambing hitam
Selain 2 faktor kegagalan mengatasi depresi adalah kita sering mencari kambing hitam atau menyalahkan keadaan atau orang, kita memang tahu hidup di dunia ini selalu penuh tekanan, tetapi sangat berbahaya dan akan memperparah keadaan kita jika kita hanya selalu meratapi, menyalahkan keadaan sekitar, orang lain, lingkungan atas ketidak berdayaan kita menghadapi tekanan. Untuk mengatasi depresi kita harus berinisiatif untuk mencoba mengatasi depresi yang terjadi.

5. Kurang Kreatif atau rutinitas
Yang membuat depresi makin parah adalah tekanan yang terjadi secara berulang-ulang menekan diri kita dalam segala waktu, saat kita terjebak rutinitas hal tersebut akan memperparah depresi yang kita alami, sebaiknya dalam hidup harus seimbang 1.) kegiatan rutin 2.) Kegiatan Keagamaan 3.) kegiatan bermain atau mencari hiburan “Work hard play hard”

6.Menolak kenyataan yang ada
Kita terkadang tidak mampu melihat kenyataan, dan berusaha keras menolaj keadaan hal ini akan memperparah depresi itu makin mencengkeram. Cobalah ikhlas atau siap dalam menerima keadan, maksudnya menerima untuk memperbaiki, perlu diingat Trauma yang abadi di adalah penderitaan yang tidak diikuti dengan perbaikan.

7. Lupa Atas kehadiran tuhan/agama
Kita perlu menyadari kehadiran tuhan itu penting, seseorang yang terlalu membangkan akan kemampuan pemikiranya akan selalu bergelut dalam suatu permasalahan, agama atau keberadaan Tuhan YME, akan memberi nuansa lain dalam kehidupan, agama selalu mengajarkan seseorang berusaha berubah, seorang dapat menerima keadaan, pasrah, dan percaya ada kekuatan lain yang bisa membantu nya. Keadaan pasra dan tuhan akan membawa kedamaian dan dapat menjadi suatu alternatif dalam mengatasi depresi

8. Semua harus seperti yang disarankan (perfeksionis)
Budaya instant yang membuat orang berfikir semua bisa terjadi penyembuhan atas depresi secara tepat dan pas sesuai dengan yang diharapkanya menghambat upaya kita mengatasi masalah depresi. Perlu diingat mengatasi depresi butuh proses yang berkelanjutan, dan jika kita menolak proses itu bukan malah cepat tetapi malah semakin lama.

Delapan hal yang saya jabarkan diatas adalah beberpa kesalahan yang sering dilakukan kita dalam mengatasi depresi yang kita alami, terkadang banyak orang yang semakin parah kondisi depresinya, dan dapat mengakibatkan orang yang terkena depresi semakin tertutup, semakin tidak persuasif, semakin tidak bijak, semakin sempit, semakin tertutup dan sejumlah “semakin” yang negatif lainnya.

Lalu bagaimana sih cara mengatasi depresi yang lebih tepat, mungkin saya akan menjabarkan sedikit dari sedikit pengetahuan yang saya miliki tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam mengatasi depresi, ingat kesuksesan dapat diraih ketika kita bisa mengatasi depresi, berikut hal-hal yang harus dilakukan untuk mengatasi rasa depresi anda:
1. Percaya diri dan buatlah citra positif pada diri anda
Kembali menemukan rasa percaya diri adalah awal yang baik untuk mengatasi rasa depresi anda, dan berusaha untuk memandang diri kita positif atau bagaimana kita menyimpulkan diri sendiri secara positif. Lalu bagaimana cara buat citra diri positif sih, begini caranya.
– Percaya dan yakin anda adalah pribadi yang luar biasa
– Percaya dan yakin anda adalah pribadi yang baik
– Percaya dan yakin anda memiliki kemampuan yang mumpuni
– Lepaskan semua prasangka buruk terhadap diri sendiei
– Lihat kembali keberhasilan-keberhasilan yang telah anda capai

2. Terus berjuang, jangan patah arang
Terkadang saat depresi melanda kita, daya fikir kita tertutup oleh perasaan salah atau kalah, tenangkan fikiran anda, coba berfikir anda bisa memperbaiki kekalahan atau kesalahan anda, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri di masa depan. Jangan biarkan kita tenggelam ke dalam masa lalu yang buruk dan lupa meng-imajinasi-kan masa depan yang lebih bagus. Padahal, masa lalu itu sudah tidak bisa diubah. Padahal, masa depan itu masih sebuah “Kesempatan Emas”. Coba olah kembali beberapa hal berikut untuk masa depan anda.
– Coba buat rencana apa yang harus diperbaiki atas hal yang membuat anda depresi
– Reset ulang renca atau tujuan yang anda inginkan, coba kembali menyusun melihat apa yang anda ingin capai, buat kembali tujuan sukses anda
– Buat rencana jangka pendek sebagai bagian jangka panjang sukses anda.

Tiga hal di atas perlu dilakukan dengan catatan harus realistis: bisa dilakukan dari mulai hari ini, dengan menggunakan sumber daya yang sudah ada, dan dari lokasi hidup di mana Anda saat ini berada. Hindari membuat program atau target yang “mengkhayal” atau hanya berfantasi atau terlalu tinggi sehingga tidak bisa dilakukan dan tidak bisa diraih.

3. Membatasi rasa tidak puas diri
Kembali tentang depresi, depresi dapat terjadi karena tekanan-tekanan hidup, apa yang menyebabkan tekanan, adalah keadaan ketidakpuasan diri terhadap dirinya sendiri.sebenarnya hal ini bisa bermakna positif dan bisa negatif, tergantung bagaimana kita menggunakan. Rasa puas yang bersifat membangun dan mendorong adalah rasa puas yang baik, sangat kita butuhkan, kadang disebut ambisi yang bisa menghasilkan semangat, dan menimbulkan motivasi diri. Jika PHK, Putus percintaan, terus dalam tekanan bos, Kebangkrutan telah membuat Anda menjadi depresi, sebaiknya anda jadikan
Hal tersebut untuk berubah, berinovasi, merubah tujuan,memperbaiki skill, membangun karakter yang lebih positif, dan seterusnya. Ini jauh lebih positif ketimbang kita hanya merasakan depresi, mengasihani diri sendiri dan menyalahkan orang lain.

4. Memperbaiki hubungan
Terkadang kita terlarus dalam hal yang rutinitas, kita lupa memperbaiki hubungan Wilayah hubungan yang perlu diperbaiki adalah: a) hubungan dengan diri sendiri: control diri, meditasi, dialog diri, dll, b) hubungan dengan orang lain dan c) hubungan dengan Tuhan (meningkatkan iman). Memperbaiki hubungan dengan diri sendiri akan membuat kita cepat mengontrol atau menarik diri dari keadaan yang tidak menguntungkan kita. Kalau kita sadar bahwa kita sedang depresi dan sadar bahwa kita harus segera mengambil tindakan, tentunya ini akan beda persoalannya.

– Memperbaiki hubungan dengan manusia
Relasi dengan manusia membantu usaha yang kita lakukan dalam mengatasi depresi. Kita tetap harus ingat bahwa manusia itu bisa digolongkan menjadi dua: a) ada manusia yang menjadi sumber depresi buat kita, dan b) ada manusia yang menjadi bantuan solusi atas depresi. Yang kita butuhkan (sebanyak-banyaknya) adalah manusia kelompok kedua. Jangan sampai kita menjauhi semua manusia, trauma kepada semua manusia, atau tidak percaya pada semua manusia.
– Memperbaiki hubungan dengan Tuhan
Ada banyak jalan menuju roma, kita bisa memperbaiki hubungan dengan tuhan dengan antara lain: a) meningkatkan iman, b) menjalankan ajaran agama yang kita pilih sampai benar-benar kita merasa dan meyakini ada semacam “kebersamaan”. Kebersamaan di sini bukan kebersamaan yang “halusinasi” (tidak berdasar dan tidak berefek), tetapi kebersamaan yang mendorong kita untuk melakukan hal positif dan menghindari hal negatif. Kebersamaan seperti ini akan memperkuat dan mencerahkan.

5. Meningkatkan Toleransi
Terkadang kita tidak bisa mentoleransi setiap kesalahan yang kita buat, kita sering menuntut kesempurnaan (dari orang lain, dari diri sendiri dan dari dunia ini). Kita harus lebih toleransi untuk membanun kesempurnanan, Dengan toleransi kita mengusahakan kesempurnaan secara bertahap, perbaikan berkelanjutan. Tidak toleransi dan selalu ingin sempurna lebih mudah terkena depresi pada saat kita ingin mengatasi depresi, misalnya saja kita tidak mau gagal lagi (kemungkinan untuk gagal itu selalu ada), kita anti toleransi terhadap kelemahan orang lain (semua orang punya kelemahan), dan seterusnya.

Jadi solusi di dalam menghadapi depresi itu adalah mampu mengambil keputusan untuk memulai sesuatu kegiatan atau memusatkan perhatian kepada sesuatu yang menarik. Cara mengatasi depresi yang baik adalah dengan cara nenurunkan tingkat kecemasan, atau optimis dalam menghadapi masa yang akan datang. Serta tidak cepat putus asa bila gagal dalam mengerjakan sesuatu, dekatkan diri pada keluarga dan Tuhan. Jangan lupa untuk mencapai sebuah kesuksesan anda membutuhkan kemampuan untuk mengatasi rasa depresi. Jadi dapat mengatasi rasa depresi adalah sebuah langkah awal untuk menggapai sukses.

Published in: on 24/03/2009 at 04:41  Leave a Comment  

Motivasi (1): ~ Kakek Bodoh Memindahkan Gunung

Ada sebuah legenda di daerah cina,
seorang kakek dan keluarganya hidup disebuah desa
diantara 2 gunung.
setiap berangkat ke kota harus jauh berjalan memutari
gunung tersebut.

Akhirnya sang kakek bertekat memindahkan gunung
dibantu keluarganya.
Mereka pagi berangkat ke lereng gunung hingga petang,
dilakukan setiap hari.

Ada seorang tetangganya yg penasaran ingin tau sedang
mengerjakan apa si kakek di lereng gunung,
diikutinya sang kakek…..
dan melihat si kakek dan keluarganya sedang mengeruk
tanah dilereng gunung itu.

Saking penasaran, iapun bertanya pada sang kakek

“Kek-kek, sedang apa sih?,
buat apa mengeruk tanah ini? “

“Saya ingin memindahkan gunung..nak”.

“Haaaa, memang bisa?
sudah setua ini ingin memindahkan gunung,
sebentar lagi juga kakek meninggal, apa gunanya lagi?”

“Saya memang akan meninggal ..nak,
tapi pekerjaan ini akan terus dilanjutkan anak saya,
cucu saya, cicit saya dan keturunan saya.”

Tekat sang kakek yg sangat kuat ingin memindahkan
gunung, akhirnya menggugah sang dewa.
Gunung itupun dipindahkan dalam sekejap oleh sang
dewa.

===================
Kisah ini memberikan pesan moral :
Diperlukan “Kekuatan tekat, kerja keras, keyakinan
yang teguh serta konsistensi”
untuk …meraih sebuah cita-cita,
untuk …mewujudkan impian dan angan,
tidak cukup hanya mengandalkan sebuah talenta.

Ciptakan sesuatu yg ingin kau raih,
ciptakan sesuatu yg menurut orang tidak mungkin,
ciptakan hingga menjadi kenyataan.

Published in: on 24/03/2009 at 04:06  Leave a Comment  

PENGARUH KELUARGA TERHADAP KENAKALAN REMAJA


st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
<!– /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:””; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia bersifat primer dan fundamental. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orangtuanya. Perkembangan anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional sosial dan intelektual. Bila kesemuanya berjalan secara harmonis maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut dalam keadaan sehat jiwanya. Dalam perkembangan jiwa terdapat periode-periode kritik yang berarti bahwa bila periode-periode ini tidak dapat dilalui dengan harmonis maka akan timbul gejala-gejala yang menunjukkan misalnya keterlambatan, ketegangan, kesulitan penyesuaian diri kepribadian yang terganggu bahkan menjadi gagal sama sekali dalam tugas sebagai makhluk sosial untuk mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang di lingkungannya. Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil di dalam masyarakat tetapi menepati kedudukan yang primer dan fundamental, oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya. Keluarga yang gagal memberi cinta kasih dan perhatian akan memupuk kebencian, rasa tidak aman dan tindak kekerasan kepada anak-anaknya. Demikian pula jika keluarga tidak dapat menciptakan suasana pendidikan, maka hal ini akan menyebabkan anak-anak terperosok atau tersesat jalannya.
Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu (Ekowarni, 1993). Melihat kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat keperibadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat yang biasanya disebut dengan kenakalan remaja.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah :
1. Bagaimana definisi keluarga dan peranannnya dalam pembentukan kepribadian anak?
2. Bagaimana definisi kenakalan remaja dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja?
3. Bagaimana pengaruh keluarga terhadap kenakalan remaja?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Keluarga dan Peranannya dalam Pembentukan Kepribadian Anak
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu secara ideal tidak terpisah tetapi bahu membahu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Tiap eksponen mempunyai fungsi tertentu. Dalam mencapai tujuan keluarga tergantung dari kesediaan individu menolong mencapai tujuan bersama dan bila tercapai maka semua anggota mengenyam “apakah peranan masing-masing”
Peranan ayah :
1. Sumber kekuasaan, dasar identifikasi.
2. Penghubung dengan dunia luar.
3. Pelindung terhadap ancaman dari luar.
4. Pendidik segi rasional.
Peranan Ibu :
1. Pemberi aman dan sumber kasih sayang.
2. Tempat mencurahkan isi hati.
3. Pengatur kehidupan rumah tangga.
4. Pembimbing kehidupan rumah tangga.
5. Pendidik segi emosional.
6. Penyimpan tradisi.
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya. Dasar pemikiran dan pertimbangannya adalah sebagai berikut :
1. Keluarga adalah tempat perkembangan awal seorang anak, sejak saat kelahirannya sampai proses perkembangan jasmani dan rohani berikutnya. Bagi seorang anak, keluarga memiliki arti dan fungsi yang vital bagi kelangsungan hidup maupun dalam menemukan makna dan tujuan hidupnya.
2. Untuk mencapai perkembangannya seorang anak membutuhkan kasih sayang, perhatian dan rasa aman untuk berlindung dari orang tuanya. Tanpa sentuhan manusiawi itu anak akan merasa terancam dan penuh rasa takut.
3. Keluarga merupakan dunia keakraban seorang anak. Sebab dalam keluargalah dia mengalami pertama-tama mengalami hubungan dengan manusia dan memperoleh representasi dari dunia sekelilingnya. Pengalaman hubungan dengan keluarga semakin diperkuat dalam proses pertumbuhan sehingga melalui pengalaman makin mengakrabkan seorang anak dengan lingkungan keluarga. Keluarga menjadi dunia dalam batin anak dan keluarga bukan menjadi suatu realitas diluar seorang anak akan tetapi menjadi bagian kehidupan pribadinya sendiri. Anak akan menemukan arti dan fungsinya.
4. Dalam keluarga seorang dipertalikan dengan hubungan batin yang satu dengan lainnya. Hubungan itu tidak tergantikan Arti seorang ibu tidak dapat dengan tiba-tiba digantikan dengan orang lain.
5. Keluarga dibutuhkan seorang anak untuk mendorong, menggali, mempelajari dan menghayati nilai-nilai kemanusiaan, religiusitas, norma-norma dan sebagainya. Nilai-nilai luhur tersebut dibutuhkan sesuai dengan martabat kemanusiaannya dalam penyempumaan diri.
6. Pengenalan di dalam keluarga memungkinkan seorang anak untuk mengenal dunia sekelilingnya jauh lebih baik. Hubungan diluar keluarga dimungkinkan efektifitasnya karena pengalamannya dalam keluarga.
7. Keluarga merupakan tempat pemupukan dan pendidikan untuk hidup bermasyarakat dan bernegara agar mampu berdedikasi dalam tugas dan kewajiban dan tanggung jawabnya sehingga keluarga menjadi tempat pembentukan otonom diri yang memiliki prinsip-prinsip kehidupan tanpa mudah dibelokkan oleh arus godaan.
8. Keluarga menjadi fungsi terpercaya untuk saling membagikan beban masalah, mendiskusikan pokok-pokok masalah, mematangkan segi emosional, mendapatkan dukungan spritual dan sebagainya.
9. Dalam keluarga dapat terealisasi makna kebersamaan, solidaritas, cinta kasih, pengertian, rasa hormat menghormati clan rasa merniliki.
10. Keluarga menjadi pengayoman dalam beristirahat, berekreasi, menyalurkan kreatifitas dan sebagainya. Pengalaman dalam interaksi sosial pada keluarga akan turut menentukan pola tingkah lakunya terhadap orang lain dalam pergaulan diluar keluarganya. Bila interksi sosial didalarn kelompok karena beberapa sebab tidak lancar kemungkinan besar interaksi sosialnya dengan masyarakat pada umumnya juga akan berlangsung dengan tidak wajar.

Keluarga mempunyai peranan dalam proses sosialisasi. Demikian pentingnya peranan keluarga maka disebutkan bahwa kondisi yang menyebabkan peran keluarga dalam proses sosialisasi anak adalah sebagai berikut :
1. Keluarga merupakan kelompok terkecil yang anggotanya berinteraksi to face secara tetap, dalam kelompok demikian perkembangan anak dapat diikuti dengan sesama oleh orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam hubungan sosial lebih mudah terjadi.
2. Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk mendidik anak karena anak merupakan cinta kasih hubungan suami istri. Motivasi yang kuat melahirkan hubungan emosional antara orangtua dan anak.
3. Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relatif tetap maka orangtua memainkan peranan sangat penting terhadap proses sosialisasi anak.

B. Kenakalan Remaja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Kenakalan remaja biasa disebut dengan istilah Juvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, durjana dan lain sebagainya. Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah perilaku jahat atau kenakalan anakanak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal.(Kartono, 2003).
Mussen dkk (1994), mendefinisikan kenakalan remaja sebagai perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum. Hurlock (1973) juga menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan
tersebut dapat membuat seseorang individu yang melakukannya masuk penjara. Sama halnya dengan Conger (1976) & Dusek (1977) mendefinisikan kenakalan remaja sebagai suatu kenakalan yang dilakukan oleh seseorang individu yang berumur di bawah 16 dan 18 tahun yang melakukan perilaku yang dapat dikenai sangsi atau hukuman.
Sarwono (2002) mengungkapkan kenakalan remaja sebagai tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana, sedangkan Fuhrmann (1990) menyebutkan bahwa kenakalan remaja suatu tindakan anak muda yang dapat merusak dan menggangu, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Santrock (1999) juga menambahkan kenakalan remaja sebagai kumpulan dari berbagai perilaku, dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial sampai tindakan kriminal.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan kenakalan remaja adalah seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Faktor-faktor kenakalan remaja menurut Santrock, (1996) lebih rinci dijelaskan sebagai berikut :
1. Identitas
Menurut teori perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson (dalam Santrock, 1996) masa remaja ada pada tahap di mana krisis identitas versus difusi identitas harus di atasi. Perubahan biologis dan sosial memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi terjadi pada kepribadian remaja: (1) terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya dan (2) tercapainya identitas peran, kurang lebih dengan cara menggabungkan motivasi, nilai-nilai, kemampuan dan gaya yang dimiliki remaja dengan peran yang dituntut dari remaja.
Erikson percaya bahwa delinkuensi pada remaja terutama ditandai dengan kegagalan remaja untuk mencapai integrasi yang kedua, yang melibatkan aspek-aspek peran identitas. Ia mengatakan bahwa remaja yang memiliki masa balita, masa kanak-kanak atau masa remaja yang membatasi mereka dari berbagai peranan sosial yang dapat diterima atau yang membuat mereka merasa tidak mampu memenuhi tuntutan yang dibebankan pada mereka, mungkin akan memiliki perkembangan identitas yang negatif. Beberapa dari remaja ini mungkin akan mengambil bagian dalam tindak kenakalan, oleh karena itu bagi Erikson, kenakalan adalah suatu upaya untuk membentuk suatu identitas, walaupun identitas tersebut negatif.
2. Kontrol diri
Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah laku. Beberapa anak gagal dalam mengembangkan kontrol diri yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama proses pertumbuhan. Kebanyakan remaja telah mempelajari perbedaan antara tingkah laku yang dapat diterima dan tingkah laku yang tidak dapat diterima, namun remaja yang melakukan kenakalan tidak mengenali hal ini. Mereka mungkin gagal membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, atau mungkin mereka sebenarnya sudah mengetahui perbedaan antara keduanya namun gagal mengembangkan kontrol yang memadai dalam menggunakan perbedaan itu untuk membimbing tingkah laku mereka. Hasil penelitian yang dilakukan baru-baru ini Santrock (1996) menunjukkan bahwa ternyata kontrol diri mempunyai peranan penting dalam kenakalan remaja. Pola asuh orangtua yang efektif di masa kanak-kanak (penerapan strategi yang konsisten, berpusat pada anak dan tidak aversif) berhubungan dengan dicapainya pengaturan diri oleh anak. Selanjutnya, dengan memiliki ketrampilan ini sebagai atribut internal akan berpengaruh pada menurunnya tingkat kenakalan remaja.
3. Usia
Munculnya tingkah laku anti sosial di usia dini berhubungan dengan penyerangan serius nantinya di masa remaja, namun demikian tidak semua anak yang bertingkah laku seperti ini nantinya akan menjadi pelaku kenakalan, seperti hasil penelitian dari McCord (dalam Kartono, 2003) yang menunjukkan bahwa pada usia dewasa, mayoritas remaja nakal tipe terisolir meninggalkan tingkah laku kriminalnya. Paling sedikit 60 % dari mereka menghentikan perbuatannya pada usia 21 sampai 23 tahun.
4. Jenis kelamin
Remaja laki- laki lebih banyak melakukan tingkah laku anti sosial daripada perempuan. Menurut catatan kepolisian Kartono (2003) pada umumnya jumlah remaja laki- laki yang melakukan kejahatan dalam kelompok gang diperkirakan 50 kali lipat daripada gang remaja perempuan.
5. Harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah
Remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah terhadap pendidikan di sekolah. Mereka merasa bahwa sekolah tidak begitu bermanfaat untuk kehidupannya sehingga biasanya nilai-nilai mereka terhadap sekolah cenderung rendah. Mereka tidak mempunyai motivasi untuk sekolah. Riset yang dilakukan oleh Janet Chang dan Thao N. Lee (2005) mengenai pengaruh orangtua, kenakalan teman sebaya, dan sikap sekolah terhadap prestasi akademik siswa di Cina, Kamboja, Laos, dan remaja Vietnam menunjukkan bahwa faktor yang berkenaan dengan orangtua secara umum tidak mendukung banyak, sedangkan sikap sekolah ternyata dapat menjembatani hubungan antara kenakalan teman sebaya dan prestasi akademik.
6. Proses keluarga
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Gerald Patterson dan rekan-rekannya (dalam Santrock, 1996) menunjukkan bahwa pengawasan orangtua yang tidak memadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan tidak sesua i merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan munculnya kenakalan remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga berhubungan dengan kenakalan. Faktor genetik juga termasuk pemicu timbulnya kenakalan remaja, meskipun persentasenya tidak begitu besar.

7. Pengaruh teman sebaya
Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko remaja untuk menjadi nakal. Pada sebuah penelitian Santrock (1996) terhadap 500 pelaku kenakalan dan 500 remaja yang tidak melakukan kenakalan di Boston, ditemukan persentase kenakalan yang lebih tinggi pada remaja yang memiliki hubungan reguler dengan teman sebaya yang melakukan kenakalan.
8. Kelas sosial ekonomi
Ada kecenderungan bahwa pelaku kenakalan lebih banyak berasal dari kelas sosial ekonomi yang lebih rendah dengan perbandingan jumlah remaja nakal di antara daerah perkampungan miskin yang rawan dengan daerah yang memiliki banyak privilege diperkirakan 50 : 1 (Kartono, 2003). Hal ini disebabkan kurangnya kesempatan remaja dari kelas sosial rendah untuk mengembangkan ketrampilan yang diterima oleh masyarakat. Mereka mungkin saja merasa bahwa mereka akan mendapatkan perhatian dan status dengan cara melakukan tindakan anti sosial. Menjadi “tangguh” dan “maskulin” adalah contoh status yang tinggi bagi remaja dari kelas sosial yang lebih rendah, dan status seperti ini sering ditentukan oleh keberhasilan remaja dalam melakukan kenakalan dan berhasil meloloskan diri setelah melakukan kenakalan.
9. Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal
Komunitas juga dapat berperan serta dalam memunculkan kenakalan remaja. Masyarakat dengan tingkat kriminalitas tinggi memungkinkan remaja mengamati berbagai model yang melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau penghargaan atas aktivitas kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering ditandai dengan kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelas menengah. Kualitas sekolah, pendanaan pendidikan, dan aktivitas lingkungan yang terorganisir adalah faktor- faktor lain dalam masyarakat yang juga berhubungan dengan kenakalan remaja.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling berperan menyebabkan timbulnya kecenderungan kenakalan remaja adalah faktor keluarga yang kurang harmonis dan faktor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang baik, karena pada masa ini remaja mulai bergerak meninggalkan rumah dan menuju teman sebaya, sehingga minat, nilai, dan norma yang ditanamkan oleh kelompok lebih menentukan perilaku remaja dibandingkan dengan norma, nilai yang ada dalam keluarga dan masyarakat.

C. Pengaruh Keluarga terhadap Kenakalan Remaja
Pengaruh keluarga yang bisa menyebabkan kenakalan remaja adalah :
1. Keluarga yang Broken Home
Masa remaja adalah masa yang dimana seorang sedang mengalami saat kritis sebab ia akan menginjak ke masa dewasa. Remaja berada dalam masa peralihan. Dalam masa peralihan itu pula remaja sedang mencari identitasnya. Dalam proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan dirinya, remaja membutuhkan pengertian dan bantuan dari orang yang dicintai dan dekat dengannya terutama orang tua atau keluarganya. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa fungsi keluarga adalah memberi pengayoman sehingga menjamin rasa aman maka dalam masa kritisnya remaja sungguh-sungguh membutuhkan realisasi fungsi tersebut. Sebab dalam masa yang kritis seseorang kehilangan pegangan yang memadai dan pedoman hidupnya. Masa kritis diwarnai oleh konflik-konflik internal, pemikiran kritis, perasaan mudah tersinggung, cita-cita dan kemauan yang tinggi tetapi sukar ia kerjakan sehingga ia frustasi dan sebaginya. masalah keluarga yang broken home bukan menjadi masalah baru tetapi merupakan masalah yang utama dari akar-akar kehidupan seorang anak. Keluarga merupakan dunia keakraban dan diikat oleh tali batin, sehingga menjadi bagian yang vital dari kehidupannya.
Penyebab timbulnya keluarga yang broken home antara lain:
a. Orang tua yang bercerai
Perceraian menunjukkan suatu kenyataan dari kehidupan suami istri yang tidak lagi dijiwai oleh rasa kasih sayang dasar-dasar perkawinan yang telah terbina bersama telah goyah dan tidak mampu menompang keutuhan kehidupan keluarga yang harmonis. Dengan demikian hubungan suami istri antara suami istri tersebut makin lama makin renggang, masing-masing atau salah satu membuat jarak sedemikian rupa sehingga komunikasi terputus sama sekali. Hubungan itu menunjukan situas keterasingan dan keterpisahan yang makin melebar dan menjauh ke dalam dunianya sendiri. jadi ada pergeseran arti dan fungsi sehingga masing-masing merasa serba asing tanpa ada rasa kebertautan yang intim lagi.
b. Kebudayaan bisu dalam keluarga
Kebudayaan bisu ditandai oleh tidak adanya komunikasi dan dialog antar anggota keluarga. Problem yang muncul dalam kebudayaan bisu tersebut justru terjadi dalam komunitas yang saling mengenal dan diikat oleh tali batin. Problem tersebut tidak akan bertambah berat jika kebudayaan bisu terjadi diantara orang yang tidak saling mengenal dan dalam situasi yang perjumpaan yang sifatnya sementara saja. Keluarga yang tanpa dialog dan komunikasi akan menumpukkan rasa frustasi dan rasa jengkel dalam jiwa anak-anak. Bila orang tua tidak memberikan kesempatan dialog dan komunikasi dalam arti yang sungguh yaitu bukan basa basi atau sekedar bicara pada hal-hal yang perlu atau penting saja; anak-anak tidak mungkin mau mempercayakan masalah-masalahnya dan membuka diri. Mereka lebih baik berdiam diri saja. Situasi kebudayaan bisu ini akan mampu mematikan kehidupan itu sendiri dan pada sisi yang sama dialog mempunyai peranan yang sangat penting. Kenakalan remaja dapat berakar pada kurangnya dialog dalam masa kanak-kanak dan masa berikutnya, karena orangtua terlalu menyibukkan diri sedangkan kebutuhan yang lebih mendasar yaitu cinta kasih diabaikan. Akibatnya anak menjadi terlantar dalam kesendirian dan kebisuannya. Ternyata perhatian orangtua dengan memberikan kesenangan materiil belum mampu menyentuh kemanusiaan anak. Dialog tidak dapat digantikan kedudukannya dengan benda mahal dan bagus. Menggantikannya berarti melemparkan anak ke dalam sekumpulan benda mati.
c. Perang dingin dalam keluarga
Dapat dikatakan perang dingin adalah lebih berat dari pada kebudayaan bisu. Sebab dalam perang dingin selain kurang terciptanya dialog juga disisipi oleh rasa perselisihan dan kebencian dari masing-masing pihak. Awal perang dingin dapat disebabkan karena suami mau memenangkan pendapat dan pendiriannya sendiri, sedangkan istri hanya mempertahankan keinginan dan kehendaknya sendiri.

2. Pendidikan yang salah
a. Sikap memanjakan anak
Keluarga mempunyai peranan di dalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi seorang anak. Sebab keluarga merupakan lingkungan pertama dari tempat kehadirannya dan mempunyai fungsi untuk menerima, merawat dan mendidik seorang anak. Jelaslah keluarga menjadi tempat pendidikan pertama yang dibutuhkan seorang anak. Dan cara bagaimana pendidikan itu diberikan akan menentukan. Sebab pendidikan itu pula pada prinsipnya adalah untuk meletakkan dasar dan arah bagi seorang anak. Pendidikan yang baik akan mengembangkan kedewasaan pribadi anak tersebut. Anak itu menjadi seorang yang mandiri, penuh tangung jawab terhadap tugas dan kewajibannya, menghormati sesama manusia dan hidup sesuai martabat dan citranya. Sebaliknya pendidikan yang salah dapat membawa akibat yang tidak baik bagi perkembangan pribadi anak. Salah satu pendidikan yang salah adalah memanjakan anak. Keadilan orang tua yang tidak merata terhadap anak dapat berupa perbedaan dalam pemberian fasilitas terhadap anak maupun perbedaan kasih sayang. Bagi anak yang merasa diperlakukan tidak adil dapat menyebabkan kekecewaan anak pada orang taunya dan akan merasa iri hati dengan saudara kandungnya. Dalam hubungan ini biasanya anak melakukan protes terhadap orang tuanya yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kenakalan.
b. Anak tidak diberikan pendidikan agama
Hal ini dapat terjadi bila orang tua tidak meberikan pendidikan agama atau mencarikan guru agama di rumah atau orang tua mau memberikan pendidikan agama dan mencarikan guru agama tetapi anak tidak mau mengikuti. Bagi anak yang tidak dapat mengikuti pendidikan agama akan cenderung untuk tidak mematuhi ajaran-ajaran agama. Seseorang yang tidak patuh pada ajaran agama mudah terjerumus pada perbuatan keji dan mungkar jika ada faktor yang mempengaruhi seperti perbuatan kenakalan remaja.
3. Anak yang ditolak
Penolakan anak biasanya dilakukan oleh suami istri yang kurang dewasa secara psikis. Misalkan mereka mengharapkan lahirnya anak laki-laki tetapi memperoleh anak perempuan. Sering pula disebabkan oleh rasa tidak senang dengan anak pungut atau anak dari saudara yang menumpang di rumah mereka. Faktor lain karena anaknya lahir dengan keadaan cacat sehingga dihinggapi rasa malu. Anak-anak yang ditolak akan merasa diabaikan, terhina dan malu sehingga mereka mudah sekali mengembangkan pola penyesalan, kebencian, dan agresif.

Dalam mengatasi kenakalan remaja yang paling dominan adalah dari keluarga yang merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui seorang anak. Di dalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua kehendaknya dapat mengambil dua sikap bicara yaitu:
1. Sikap atau cara yang bersifat preventif
Yaitu perbuatan/tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk menjauhkan si anak daripada perbuatan buruk atau dari lingkungan pergaulan yang buruk. Dalam hat sikap yang bersifat preventif, pihak orang tua dapat memberikan atau mengadakan tindakan sebagai berikut :
a. Menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.
b. Memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.
c. Pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.
d. Menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam satu ikatan keluarga.
Disamping keempat hal yang diatas maka hendaknya diadakan pula:
a. Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan berguna.
b. Penyaluran bakat si anak ke arab pekerjaan yang berguna dan produktif.
c. Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
d. Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik-baiknya.
2. Sikap atau cara yang bersifat represif
Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta dalam diskusi yang khusus mengenai masalah kesejahteraan anak-anak. Selain itu pihak orang tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut :
a. Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan.
b. Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah kenakalan yang menimpa anaknya.
c. Meminta bantuan para ahli (psikolog atau petugas sosial) di dalam mengawasi perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu.
d. Membuat catatan perkembangan pribadi anak sehari-hari.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jelaslah bahwa kenakalan remaja sangat dipengaruhi oleh keluarga walaupun faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Faktor keluarga sangatlah penting karena merupakan lingkungan pertama, lingkungan primer. Apabila lingkungan keluarga tidak harmonis yaitu menglami hal-hal yang telah disebutkan diatas seperti keluarga broken home yang disebabkan perceraian, kebudayaan bisu, dan perang dingin serta kesalahan pendidikan akan berpengaruh kepada anak yang dapat menimbulkan kenakalan remaja. Bagaimanapun kenakalan remaja harus dilakukan pengendalian karena apabila berkelanjutan akan menyebabkan kerusakan pada kehidupannya pada masa yang akan datang. Selain dari pihak keluarga pengendalian kenakalan remaja juga harus dilakukan dari lingkungan remaja tersebut.

B. Saran
Disarankan kepada orang tua untuk dapat menjaga hubungan yang hangat dalam keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasih sayang serta tidak bertengkar di depan anak, sehingga dapat dipersepsi anak sebagai keluarga yang harmonis. Selain keluarga, pihak sekolah juga disarankan agar dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi yang dimiliki agar dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta dapat meminimalisir penggunaan kata-kata atau sikap yang dapat menurunkan konsep diri siswa.

Published in: on 24/03/2009 at 03:55  Leave a Comment  

Sahabat dari seorang sahabat

Dalam suatu kesempatan, saya disadarkan dengan agak sedikit menyentakkan hati oleh seorang sahabat dekat yang sangat saya hormati.Sehingga saya tersadarkan bahwa selama ini saya hanya berusaha menjadi sahabatnya, namun sedikit yang saya lakukan untuk juga menjadi sahabat dari sahabat-sahabatnya.  Bahwa selama ini secara tidak sadar, jika tidak ingin disebut tidak begitu peduli, saya hanya merasa cukup jika sudah menjadi sahabatnya – tanpa mempedulikan apakah saya masih perlu menjadi sahabat dari sahabat-sahabatnya.Egois, ya kata itu yang terlintas dibenak saya sejak semalaman.Saya terlalu egois untuk tidak memikirkan bagaimana caranya agar saya tidak hanya menjadi sahabat baginya, namun juga menjadi sahabat bagi teman-temannya, saudaranya dan keluarganya.Padahal, Sahabat kita akan berkurang jika kita tidak menambah sahabat-sahabat baru.Cobalah kita ingat berapa banyak sahabat kita sewaktu kita kecil, sewaktu kita sekolah, yang masih kita ingat ? Saya hanya ingat bahwa jumlahnya banyak, tanpa mampu mengingat dengan benar sebagian besar nama-nama sahabat saya dulu. Apalagi menghitung berapa banyak dari mereka itu yang tetap menjadi sahabat saya sekarang ? hasilnya hanya segelintir saja sahabat waktu sekolah dulu yang masih berhubungan dengan saya, itupun kami sudah lebih dari 2 tahun tidak bertemu muka langsung.
Tidak jarang kita-pun merasa enggan untuk bersahabat dengan teman-teman dari pasangan kita ?  Karena merasa mereka adalah teman-teman masa lalu pasangan kita, yang tidak perlu kita dekati dan sahabati.
Jadi akankah saya nanti tidak memiliki sahabat lagi ?Jawabannya tidak… karena akan awali hari ini dengan mulai kembali mencari sahabat sebanyak-banyaknya, mensahabatkan diri ke sahabat dari sahabat saya, saya akan hubungi teman-teman lama saya, saya akan lakukan apapun untuk menambah sahabat disekeliling saya.Para Sahabat,Izinkan saya mengutip kalimat-kalimat yang disampaikan oleh Pak Mario Teguh, bahwa :Persahabatan adalah penjamin kualitas kebersamaan.Seorang sahabat tidak memiliki kepentingan lain dari kita,kecuali membantu kita menjadi pribadi yang berbahagia dengan pilihan-pilihan baik kita. Seorang sahabat adalah seorang rekan yang mengenal lagu-lagu keberanian di hati Anda,dan yang kemudian dengan penuh kasih menyanyikan lagu-lagu itu saat Anda berkecil hati.Setiap orang mungkin bisa mendengar yang Anda katakan, tetapi sedikit sekali yang betu-betul mendengarkan, dan hanya seorang sahabat yang mampu mendengar yang tidak Anda katakan.Dan dengannya dia memberikan – bahkan yang tidak Anda minta.

Published in: on 12/03/2009 at 04:41  Leave a Comment  

Membangun kepemimpinan

Mudah-mudahan sapa saya ini menemui Anda dihari yang membahagiakan ini, dalam kesehatan yang prima dan hati yang damai ini dengan keluarga terkasih,

Terimalah ucapan terimakasih dari kami untuk Anda yang telah menyapa diruang yang indah ini, kami yakin bahwa Anda adalah pribadi-pribadi yang super, karena –seperti yang Pak Mario sampaikan bahwa – tidak akan ada pribadi yang tidak baik yang akan bertahan disini.

Saya juga mengucapkan selamat datang dan salam hangat untuk semua Super Members yang baru bergabung, nama-nama indah Anda menjadi bagian keluarga ini, dengannya, apapun kesibukan Anda saat ini, pastikan bahwa Anda tetap dalam integritas pribadi yang membanggakan.

Pada kesempatan ini, perkenankan saya berbagi dengan super members mengenai sebagian nasihat Pak Mario, yang pernah kita terima.

Dalam sebuah direct coaching Pak Mario menyampaikan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah dia yang membuat yang dipimpinnya lebih banyak setia kepada yang benar. Pemimpin yang demikian akan mendapat perlindungan yang lebih baik. Perlindungan tersebut dapat berupa: rejeki, kenyamanan, kekuatan, kemakmuran, kedamaian,  dan kesehatan.

Bagaimana membangun sebuah kepemimpinan? ijinkan saya dibawah ini menyampaikan lengkah-langkah yang dapat digunakan untuk membangun kepemimpinan dalam hidup ini.

Yang pertama, adalah saling mengenal. Seorang pemimpin diharuskan untuk mengenal dirinya sendiri dan juga mengenal orang lain, Pak Mario pernah sampaikan bahwa : Bila Anda tidak mengenal diri Anda dengan baik, bagaimana mungkin Anda bisa tegas menjadikannya partner Anda.

Seorang pemimpin juga harus dikenal oleh orang lain, karena nama baiknya. Untuk ini Pak Mario menyampaikan : Membangun sebuah posisi yang kuat bagi kita, Anda dan saya; adalah membangun nama yang baik, yaitu nama yang mengindikasikan kemampuan untuk mendatangkan kebaikan.

Sebab, kita bisa menduga kualitas kemenangan seseorang dimasa depan, dengan memperhatikan apa yang sedang dipertahankannya sekarang.

Yang kedua adalah menyatukan. Pada saat seorang pemimpin membangun kebersamaan dengan saling mengenal, maka pada saat yang bersamaan dia juga harus membangun pengertian yang sama dengan orang lain mengenai peran dan tujuan yang hendak dicapai.

Untuk hal ini Pak Mario menyampaikan kepada kita bahwa;

Kualitas dari hidup Anda ditentukan oleh hubungan harmonis antara yang Anda kerjakan dan dampak dari pekerjaan Anda itu untuk orang lain.

Mohon Anda ingat bahwa, sebuah kebersamaan memerlukan satu dosis keteraturan untuk memastikan tercapainya kebersamaan yang berkualitas.

Sebab tidak ada pribadi yang bagaimana-pun Supernya, bisa mencapai kebesaran hanya dengan bermodalkan yang ada pada dirinya. Hanya orang-orang kecil yang puas dengan kesombongan palsu, yang merasa diri mereka telah cukup untuk diri mereka sendiri.

Karenanya, ujung dari rencana-rencana Anda harus menyentuh surga, tetapi tindakan Anda harus dekat dengan orang lain.

Memang semua bibit ledakan dari keprimaan diri dibangun dalam kesendirian pribadi kita, dalam impian sadar dan renungan-renungan kita; tetapi peledakan keprimaan diri ini yang sebenarnya hanya bisa terjadi dalam interaksi kita dengan orang lain.

Yang ketiga adalah cinta kasih. Seorang pemimpin yang membangun kebersamaan harus meyebarkan cinta kasih antara dirinya dengan orang lain.

Dalam hal ini Pak Mario mengingatkan kita semua;

Dan tidak ada seorangpun yang lebih mencintai, daripada yang membangun kebahagiaannya dari upaya membahagiakan pribadi yang dicintainya.

Sebab kecintaan adalah bayangan surga dengan aroma bebungaan taman langit, yang menjadi pelangi penghantar ke surga bagi dia yang setia kepada kecintaannya.

Kecintaan adalah perajut impian yang sebetulnya. Kecintaan Anda akan menciptakan bayangan-bayangan di kesadaran dan tidur Anda mengenai bentuk-bentuk indahnya di masa depan.

Bila Anda setia kepada kecintaan Anda – ia akan menunjukkan jalan-jalan untuk sampai ke keindahan masa depan Anda, ia akan juga menjadi jalan Anda, dan ia akan memastikan bahwa perjalanan Anda indah.

Yang keempat adalah saling memahami. Seorang pemimpin yang membangun kebersamaan, harus bisa saling memahami antara dirinya dengan orang lain.

Dalam hal ini Pak Mario sampaikan bahwa;

Bila Anda hanya memperhatikan diri sendiri, Anda hanya akan mengenali yang telah Anda miliki, tetapi bila Anda memperhatikan orang lain, Anda akan mengenali pada diri mereka hal-hal yang bisa menjadikan diri Anda – pribadi Super impian Anda.

Oleh sebab itu maka, bila Anda melihat diri Anda dalam diri mereka, maka berkasih sayanglah. Perhatikanlah bahwa kita hanya bisa mempelajari dari yang kita sukai, dan perhatikanlah bahwa semakin Anda menyayangi sesuatu – semakin besar yang Anda pelajari darinya.

Mohon Anda sadari bahwa, tidak mungkin ada seorang pribadi yang bisa menjadi pemimpin bagi orang lain, bila ia tidak mampu mencegah dirinya sendiri dari melakukan yang dilarangnya atas orang lain.

Maka, tumbuhlah bersama harapan orang lain, dan Anda akan tumbuh mencapai ketinggian-ketinggian yang anggun.

Yang kelima adalah saling tolong menolong. Seorang pemimpin dengan orang lain harus saling tolong menolong, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.

Untuk hal ini yang Pak Mario sampaikan adalah;

Bila kita mengambil tanggung jawab untuk melebihkan kepemimpinan hidup kita, agar menjadi sebab bagi kebaikan hidup orang lain; maka alam akan bersikap ramah, dan menjadikan kita seorang pemimpin di muka bumi ini.

Yakinilah, bahwa dia yang melebihkan kebaikan untuk orang lain, akan dilebihkan kebaikan baginya.

Super members terkasih, demikianlah beberapa nasihat yang pernah disampaikan oleh Pak Mario, mudah-mudahan menjadi bahan renungan di sepanjang pekan ini.

Senang bersilaturrahimi dengan Anda di ruang keluarga yang hangat ini, saya turut berdoa semoga kita, Anda dan saya, menjadi pribadi-pribadi yang dimuliakan dalam kasih sayang Tuhan yang tiada batasnya. Have a super day.

Terimakasih dan Salam Super

Published in: on 12/03/2009 at 04:31  Leave a Comment  

lomba karya tulis

CIVIL SOCIETY DESA:
PERANAN PERKUMPULAN WARGA
DI ERA OTONOMI DAN RESPON MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :
YUSUF FALAQ
AHKMAD HELMIE ADITYA
ARIFAH FITRIYANTI

LATAR BELAKANG
Memperbincangkan dan mewujudkan civil society yang kuat di desa sangat relevan pada saat ini ketika pemerintahan desa telah dirombak strukturnya menjadi demokratis dengan memisahkan antara pemerintah desa sebagai lembaga yang menjalankan fungsi eksekutif dan BPD (Badan Permusyawaratan Desa) yang menjalankan fungsi legislatif. Hal ini karena civil society yang kuat sering dilihat sebagai elemen penting untuk mencapai pemerintahan yang demokratis dan membuat demokrasi bekerja untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berhasil dengan baik . Ketika Orde Baru berkuasa, hampir tidak menarik memperbincangkan dinamika dan keberagaman civil society desa. Hal ini karena semua organisasi sosial sebagai arena bagi civil society berhadapan dengan negara justru berada dalam pengaruhnya. Ini ditandai oleh keterlibatan yang luas dari pemerintah desa menjalankan fungsi sebagai penggerak pembangunan, di segala bidang dan mengontrol serta memobilisasi semua organisasi sosial untuk mendukung kinerja pemerintah desa dan pembangunan.
Gelora reformasi yang diwacanakan dan digerakkan oleh media, LSM, Mahasiswa, partai politik dan demokratisasi pemerintahan telah membuka ruang yang lebih leluasa bagi civil society untuk menguatkan posisinya berhadapan dengan pemerintah desa. Bahkan perubahan itu membuka peluang bagi warga untuk ikut berbicara, mengakses dan mengontrol jalannya pemerintahan dan mengusai sumberdaya lokal.
Mencermati perkumpulan warga untuk mengukur kekuatan civil society dalam berhadapan dengan pemerintahan desa diperlukan suatu konsep yang realistis. Mengikuti ada tiga kerangka pendekatan untuk menjelaskan civil society yang sering dipakai oleh para pemerhati. Pertama, civil society dalam kerangka tradisi Anglo-Amerika yang melihat sebagai elemen dalam masyarakat yang menjadi intermediator (penghubung) antara individu dan keluarga dengan institusi negara. Ketika demokrasi terlembaga dalam pemerintahan, mereka memegang peran yang penting dalam berbagai bidang seperti pendidikan, pelayanan sosial di mana warga berinteraksi dengan negara. Akan tetapi ketika demokrasi perkawilan dilembagakan, maka muncul jarak antara institusi negara dengan individu dan keluarga yang relatif powerless.. Dalam konteks ini, civil society menjadi suatu arena mengekspresikan interes warga dan menguatkan mereka mengartikulasikan kepentingannya berhadapan dengan institusi negara.
Kedua, civil society diangkat dari tantangan yang dihadapi oleh warga ketika berhadapan dengan rezim otoritarian di negara komunitas, kediktaktoran di Amerika Latin, Filipina dan Afrika Selatan. Civil society dan dimaknainya sebagai suatu gerakan yang merepresentasikan kekuatan kolektif dari para individu. Gerakan ini merupakan suatu perjuangan warga untuk mewujudkan negara demokrasi dan kebebasan bagi warganya . Dalam konteks ini civil society yang kuat adalah sebagai adalah institusi sosial yang berakar dalam masyarakat yang mampu untuk melawan kontrol yang dilakukan oleh rezim otoritarian . Konsep civil society ini dapat meliputi partai politik, LSM dan semua elemen yang memperjuangkan demokrasi dan melawan rezim kekuasaan yang otoriter.
Ketiga, diangkat dari pembangunan di sektor ekonomi. Sektor publik (negara dan institusinya) dan sektor swasta mempengaruhi perkembangan masyarakat, dan civil society dimaknai di luar ke dua sektor itu yang bergerak untuk melepaskan dari belenggu hegemoni negara dan pasar
Beberapa indikasi sering diangkat, seperti cepatnya demokratisasi, kian terbentuknya kelas menengah sosial ekonomi yang berpendidikan tinggi dan mempunyai kekuatan ekonomi, serta makin terbukanya akses informasi menjadi lebih mudah. Itulah yang sedang terjadi pada Masyarakat Madani (Al mujtama al-madani atau civil society) yang kini sedang bergaung di Negara Indonesia.
Secara sederhana, sistem politik madani dalah sistem politik yang civilized dan berperadaban. Dalam kenyataannya, sistem politik madani adalah sistem politik demokratis berdasarkan check and balance antara Negara dan masyarakat (society), berkeadilan, dan bersandar kepada kepatuhan dan tunduk kepada hukum.
Sedikit menengok kebelakang bahwa Nabi Muhammmad SAW sendiri bahkan telah mencontohkan secara aktual bagaimana perwujudan masyarakat madani itu, yaitu ketika beliau mendirikan serta memimpin Negara dan kota-kota di Jazirah Arab.

Masyarakat Madani lebih dari sekedar gerakan-gerakan pro demokrasi. Masyarakat madani juga mengacu ke kehidupan masyarakat yang berkualitas dan bertamadun (civility). Kemasyarakatan meniscayakan toleransi, yakni kesediaan individu untuk menerima berbagai pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda .
Mengikuti buku , civil society merupakan totalitas dari gagasan dan tindakan kolektif dan inividu untuk mengelola barang publik (pablic good) yang diwujudkan melalui perkumpulan, asosiasi dan jaringan sosial. Dalam konteks kekinian civil society bukan suatu organisasi partai politik sehingga dalam melihat civil society desa, BPD bukan sebagai civil society karena mereka merupakan bagian dari rezim pemerintahan desa. Civil society juga sering dihubungkan dengan perkumpulan warga yang bersifat inklusif. Namun sulit untuk menemukan civil society desa dengan merujuk pada perkumpulan warga desa seperti itu. Dalam bukunya mengingatkan bahwa dalam realitasnya, organisasi-organisasi sosial yang eksklusif tidak boleh diabaikan begitu saja. Dalam organisasi semacam itu mungkin ada individu-individu yang berjuang untuk civil society.
Melalui perkumpulan, asosiasi dan jaringan sosial, warga dapat mengambil bagian dalam mengelola public good. Mereka dapat berpartisipasi di berbagai tingkat mulai dari menyuarakan aspirasi, mengelola, menguasai public good dan mengontrolnya.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana proses pendidikan poltik bagi masyarakat desa?
Bagaimana Perkumpulan Warga masyarakat Desa dalam pertumbuhannya menuju masyarakat madani?
Bagaimana sikap masyarakat Desa menghadapi hal kompleks yang terjadi di sekitar mereka?
Apakah di Era yang telah berubah ini tradisi dapat diwujudkan lebih baik atau justru lebih terperosok daripada saat Orde Baru?
Dapatkah pendidikan civi society mewujudkan impian seorang masyarakat desa menjadi seorang pemimpin?
Apakah masyarakat sipil, khususnya sebagai diinginkan kelompok-kelompok yang menyebutkan diri sebagai gerakan pro demokrasi harus berdiri head to head atau oposisi dengan kekuasaan, atau bahkan menumbangkan kekuasaan itu sendiri yang dianggap tidak memihak?
Bagaimana respon masyarakat memanfaatkan peluang menuju masyarakat madani?
Bagaimana sebaiknya memaknai civil society desa mengingat desa merupakan komunitas kecil dan relatif sederhana?

I. PRAKONDISI MENGUATNYA CIVIL SOCIETY DESA
Reformasi dimulai tahun 1998 telah mengubah kesadaran orang desa tentang pemerintah desanya. Melalui media televisi orang desa menyaksikan perubahan yang dasyat bahwa penguasa Orde Baru yang kuat dan selalu benar dan berjasa, dalam tempo yang singkat gerakan reformasi mampu menumbangkan dan membeberkan keburukan-keburukannya. Orang desa pun dapat menemukan kebobrokan penguasa dengan merujuk pada pemerintah desanya. Oleh karena itu ketika reformasi bergulir di tingkat pusat, orang desa pun ikut ikutan menumbangkan lurah dan pamong-pamongnya yang tiran,dan melakukan KKN. Menjelang Pemilu 1999, misalnya banyak pamong di Bantul yang dituntut oleh warganya untuk turun atau paling tidak dimejahijaukan karena telah menyalahgunakan wewenang dan melakukan tindak asusila.
Pemilu 1999 juga ikut menyadarkan orang desa tentang adanya era keterbukaan dan pengakuan atas suara rakyat oleh pemerintah. Orang desa menikmati pesta demokrasi dalam arti tidak ada tekanan untuk memilih suatu partai politik. Elite desa terutama lurah dan perangkatnya pun menyadari bahwa masa lalu merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan karena selalu dihantui ketakutan jika Golkar tidak memperoleh suara mayoritas, dan mereka harus melakukan pemaksaan kepada warganya untuk menyalurkan suaranya untuk Golkar. Rasa bersalah itu menyebabkan mereka harus hati-hati untuk mencari dukungan dari warga.
Pada penghujung tahun 1999, dan terutama pada pertengahan tahun 2000, mereka memperoleh kepastian bahwa desanya kelak akan berubah karena akan diberlakukan UU No. 22/1999, yang mengamanatkan terbentuknya pemerintahan yang demokratis di desa. Perda yang menindaklanjuti amanat UU NO. 22/1999 untuk mewujudkan demokrasi dalam pemerintahan desa pun segera disosialisasikan oleh pemerintah, LSM dan elite-elite desanya. Pada umumnya warga hampir tidak mengetahui adanya perombakan pemerintahan desa melalui UU No. 22/1999 itu, tetapi ketika telah disusun draf perda kebanyakan mereka mengetahuinya dan sebagian ikut terlibat dalam wacana penyusunan draf perda itu. Di Kabupaten Kudus, dorongan untuk mewujudkan pemerintahan desa sesuai pesan UU No. 22/1999 terutama muncul dari elite desa. BPD bukan hanya untuk berpartisipasi dalam mengelola pemerintahan, tetapi memberikan arena bagi mereka untuk secara resmi menjadi semacam “priyayi” desa. Oleh karena itu, minat mereka menjadi calon anggota BPD sangat besar dan kontestasi dalam pemilihan BPD sangat ketat.
Implementasi perda-perda pemerintahan desa di kabupaten Kudus telah membawa perubahan yang simultan di hampir semua desa untuk menyelenggarakan pesta demokrasi. Masyarakatnya begitu antusias untuk menyelenggarakan pesta demokrasi itu. Pesta demokrasi di desa-desa yang relatif sering dan intensif serta semarak (pemilihan Kepala Desa, perangkat desa, kepala dusun, anggota dan sekretaris BPD) memberi pengalaman yang berharga bagi orang desa demkrasi berjalan baik bila berlansung LUBER dan jurdil serta terbuka. Meningkatnya kesadaran itu diikuti dengan semangat untuk menegakkannya, sehingga dalam banyak kasus pemilihan yang tidak memenuhi prinsip demokrasi seperti politik uang diprotes oleh warga.
Protes warga yang ditimbulkan karena berbagai alasan seperti (1) ketidakbecusan panitia menegakkan aturan main, (2) ketidakpedulian panitia mendengarkan aspirasi warga tentang aturan main pemilihan, (3) politik uang dari calon Kepala Desa, (4) munculnya warga yang belum cukup umur dan mendapat jatah untuk memilih, (5) munculnya intimidasi kepada warga dari pendukung calon lurah (6) kecurangan dalam penghitungan suara, dan (7) munculnya polling calon lurah yang dinilai sebagai bentuk kampanye terselubung. Protes warga itu dalam konteks mendukung jagonya yang gagal dalam pemilihan karena kalah suara tipis dan menemukan kejanggalan, dan yang jagonya menang suara tetapi tidak segera ditetapkan oleh panitia karena diisukan pemilihan tidak berlangsung jurdil dan luber.
Bentuk protes yang sering muncul adalah (1) tuntutan agar dilakukan pemilihan ulang, pembatalan calon yang menang, (3) pengangkatan calon yang menang suara, (4) tuntutan agar dilakukan penghitungan ulang, (5) pengusutan terhadap kecurangan dalam pemilihan, (6) boikot calon peserta pemilihan dengan didukung warga jika tidak ada tindakan penghentian pooling tentang populiratas calon lurah, (7) pengrusakan serta intimidasi terhadap panitia pemilihan yakni anggota BPD, dan (8) tuntutan agar calon lurah melakukan kampanye terbuka.
Munculnya pemberitaan tentang protes warga terhadap pemilihan BPD dan Kades diikuti pula protes warga terhadap pemilihan kepala dusun dan perangkat desa yang dianggap tidak aspiratif dan melanggar aturan main. Pada perkembangan terakhir muncul pula upaya pelengseran terhadap anggota BPD yang tidak pernah bekerja dan mempunyai aib sosial di masyarakat. Protes warga itu mengungkapkan beberapa hal. Pertama, warga mempunyai kepedulian untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis meskipun mereka itu dipengaruhi oleh para elite desa yang membutuhkan dukungan warga untuk melakukan kontrol terhadap jalannya pesta demokrasi. Kedua, jumlah dan kualitas protes warga dalam surat kabar itu hanyalah sebagian dari gejala yang berkembang dalam masyarakat. Media lokal seperti Suara Merdeka dan Radar Kudus juga meliputi kasus-kasus seputar protes warga terhadap pemerintahan desa. Sangat dimungkinkan banyak gejala yang tidak diliput. Ketiga, liputan itu akan mempengaruhi dinamika pemilihan di lain tempat sehingga menimbulkan sikap hati-hati dari elite politik dan panitia pemilihan untuk menghindari protes warga. Oleh karenanya pihak pemerintah kabupaten dalam hal ini Bupati selalu mengingatkan agar dilaksanakan dengan memperhatikan aspirasi masyarakat dan tentunya LUBER dan jurdil serta terbuka.
Pesta demokrasi yang diliput media massa daerah menjadi pelajaran bagi elite desa untuk lebih piawai dalam menarik simpati warga. Demikian pula panitia penyelengara dari semua elemen dalam masyarakat lebih bertindak netral. Paling tidak para elite desa yang berkontestasi berusaha mendengarkan aspirasi warga dan mengindari tindakan yang mengundang protes warga. Dalam menarik simpati warga, para elite desa pun turun ke forum-forum di desa dengan lebih intensif. Mereka mulai meniru partai politik dengan mengadakan kampanye dan memperkenalkan programnya kepada warga. Namun demikian di tengah semakin ketatnya persaingan, para elite desa juga menggalang tim sukses yang lebih progresif kegiatannya termasuk melakukan politik uang dengan cara serahasia mungkin untuk mengindari intaian para pesaingnya.
Merosotnya kontrol desa terhadap warga dan terbukanya suasana yang kondusif bagi warga untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan elite politik membuka akses baru bagi warga untuk menguatkan posisinya berhadapan dengan pemerintah desa. Akses itu dimanfaatkan oleh warga sehingga muncul gejala yang disebut di sini sebagai reorientasi perkumpulan warga desa. Reorientasi ini meliputi organisasi lama yang semula merupakan bentukan pemerintah dan organisasi warga baik yang lama maupun yang baru.

II. REORIENTASI PERKUMPULAN WARGA DI ERA DEMOKRASI DAN OTONOMI DESA

Rukun Tetangga
Organisasi sosial yang ada dan pasti warga desa hampir selalu terlibat adalah perkumpulan yang berbasis teritorial yang dikenal dengan nama RT (Rukun Tetangga). Lembaga RT/RW dibentuk oleh pemerintah Orde Baru untuk mengendalikan komunitas dengan mengfungsikan sebagai bagian dari rantai birokrasi. RTnisasi sesungguhnya sejalan dengan pengelompokan masyarakat ke dalam jaringan sosial ketetanggaan yang melembaga dalam masyarakat Jawa dan pernah dimantapkan oleh pemerintah pendudukan Jepang . Oleh karena itu, walaupun RT menjadi kepanjangan tangan dari birokrasi pemerintahan desa untuk mengatur masyarakatnya , RT tidak kehilangan fungsinya sebagai organisasi yang komunitarian yakni bekerja untuk mewujudkan solidaritas, kehangatan dan kemajuan lingkungan sosialnya.
Belakangan ini RT muncul ide penghapusan RT. RT tidak dilihat sebagai lembaga state corperatism lagi, melainkan organisasi komunitas yang berhasil mewujdukan fungsinya dan dikelola secara demokratis.
Pada masa Orde Baru, RT berfungsi sebagai ajang sosialisasi pemerintah desa dalam memasyarakatkan program pembangunan. RT juga sebagai ajang untuk memobilisasi sumberdaya warga untuk mendukung bekerjanya birokrasi dan pemerintah desa. Namun warganya juga memanfaatkan forum RT untuk menjalankan organisasi ”self governing community” di wilayahnya. Banyak urusan publik di RT dpecahkan bersama, dan menutut partisipasi warganya untuk menyumbangkan pikiran, tenaga dan dana. Untuk mengakrabkan anggota, RT mengadakan pertemuan secara bergiliran antar anggota atau di rumah warga yang luas. RT juga membuat dana simpan pinjam dan menyediakan pelayanan sosial sendiri seperti menyediakan peralatan pesta untuk warganya, dan dana pembangunan. Anggaran RT relatif kecil, tetapi dikembangkan secara partisipatif dan kerjasama yang kompak sehingga menjadi lembaga yang disegani oleh orang desa.
Ketegangan-ketegangan antara desa dengan warga mudah diketahui melalui forum RT. Hubungan yang personal, ketetanggaan dan kepercayaan yang tinggi menyebabkan keluhan warga terhadap desa disalurkan lewat forum RT daripada forum yang lain. RT dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang dibuat secara kompak sehingga dusun dan desa harus hati-hati jika warganya melakukan kontrol dengan mengatasnamakan RT.

Ikatan Komunitas Dusun

Salah satu organisasi teritorial yang penting di desa adalah dusun. Meskipun orang terkelompok dalam ikatan RT dan melalui RT mereka secara intensif membangun solidaritas kelompok. Sehingga solidaritas pada level dusun tetap mereka pertahankan. Jauh sebelum ikatan RT menguat, orang desa telah membangun solidaritas kelompok dusun dan menjadi kekuatan yang penting untuk mencapai kesejahteraan bersama, dan berhadapan dengan pemerintahan desa. Walaupun RT telah membangun suatu ekslusivitas modal sosial, namun komunitas dusun masih penting bagi warganya. Hal ini karena dusun berperan sebagai koordinator dan intermediator ke desa dan wilayah yang lebih luas. Warga sedusun tetap menjaga semangat komunitas yang menjadi benteng pertahanan baginya di dalam berhadapan dengan kekuatan dari luar sehingga loyalitas untuk menjaga kekompakan dan jati diri dusun terus dipelihara pada masa kini.

Perkumpulan Perempuan

Perubahan tata pemerintahan desa diikuti pula dengan perubahan hubungan kelembagaan antara pemerintah desa dengan organisasi sosial kaum perempuan. PKK desa merupakan organisasi kaum perempuan yang digerakkan oleh pemerintah desa dan mempunyai garis komando ke atas sampai ke Tim Penggerak PKK tingkat nasional yang biasanya dipimpin oleh istri Mendagri. Kini PKK tidak lagi dalam kendali komando semcam itu. PKK desa menjadi mandiri, tetapi tidak lagi mempunyai program pemerintah dan tidak didanai lagi. Dalam perkembangannya, PKK desa hanya melakukan kegiatan internal seperti arisan anggota karena tidak memiliki dana.
Surutnya PKK diikuti dengan meningkatnya perkumpulan kaum wanita yang dibeberapa desa terorganisir dalam organisasi yang disebut dasawisma. Organisasi yang dulu dibawah naungan dan bimbingan PKK desa. Setiap RT dapat membentuk dasawisma, nama dasawisma di setiap RT menggunakan suatu sebutan misalnya Mawar, Melati, bukan menggunakan nama numerik seperti nama RT.
Dasawisma menjadi satu-satunya perkumpulan kaum perempuan yang sama aktifnya seperti perkumpulan RT yang merepresentasikan perkumpulan bapak-bapak. Dulu dasawisma dipakai sebagai ajang kegiatan PKK dan penanaman Golkar pada masa pemilu. Namun kini dasawisma lepas dari kendali PKK dan juga pengaruh Golkar. Kini dasawisma semakin tenggelam dan bahkan jarangdijumpai pada desa – desa di Kabupaten Kudus.

Perkumpulan dan Jaringan Sosial Berbasis Profesi

Kontrol pemerintah yang berlebihan pada masa Orde Baru terhadap organisasi pelaku ekonomi di desa, telah menyebabkan organisasi ini mengalami ketidakberdayaan, dan hingga kini banyak organisasi ekonomi banyak yang mati ditelan bumi. Berbagai kepincangan struktural dan kultural yang menyebabkan usaha tani selalu terpuruk di wilayah ini. Para petani melakukan konsolidasi organisasi, dan menggalang kekuatan bersama untuk merombak jaringan perdagangan beras dan gabah yang dimonopoli oleh para tengkulak sebagai cara yang realistis untuk jangka waktu yang pendek daripada melakukan lobi ke pemerintah untuk mencegah impor beras. Namun demikian, rekomendasi itu hanya menjadi ingatan para wakil tani. Mereka tidak mempunyai harapan untuk bergerak karena tidak ada kepastian dan kemampuan untuk melakukan konsolidasi mengingat begitu kuatnya posisi oraang kaya didesa yang menjadi “tuan Besar” bagi kaum tani yang sekaligus juga banyak yang menjadi tengkulak.
Menurut pengamatan kami di Kabupaten Kudus Program PNPM Mandiri yang digulirkan Departemen Sosial kepada masyarakat desa kurang ada manfaatnya. Hal yang tampak justru bukan untuk pembangunan sumber daya manusia seperti pembangunan sekolah, pembangunan tempat pelatihan kerja yang justru sangat dibutuhkan saat sekarang melainkan hanya menguap tanpa ada hasil yang signifikan. Agar itu bias terwujud, harus ada trobosan dari masyarakat sendiri untuk mewujudkan hal-hal itu.

Forum Pendidikan Politik

Pendidikan politik di desa biasanya muncul atas inisasitif LSM. Namun yang terjadi di beberapa desa di Kudus merupakan inisiatif dari kaum muda. Cerita masa lalu mengungkapkan bahwa kiprah pemuda dalam pembangunan desa diwadahi oleh organisasi yang namanya sangat terkenal yaitu: Karang Taruna. Organisasi bentukan pemerintah ini menjadi tidak populer pada masa kini. Kaum muda merasa tidak berkepentingan untuk berkiprah dalam organisasi yang berbau pemerintah. Mereka lebih banyak aktif dalam perkumpulan pengajian di desanya. Akan tetapi para kaum muda telah banyak yang bangkit dengan menggerakkan organisasi yang bekerja untuk pendidikan politik. Diantaranya GP Ansor, IPNU/IPPNU dan Organisasi Pemuda Muhammadiyyah. Lewat organisasi pemuda diatas telah banyak menelurkan trobosan-trobosan yang brillian pada masing-masing desa.
Salah satu yang menjadi populer di desa ketika berhasil mengajak calon Kepala Desa untuk melakukan kampanye terbuka di desa sehingga warga masyarakat dapat mengetahui langsung visi misi dan program yang ditawarkan oleh para kandidat. Bukan hanya kampanye, mereka juga melakukan dengar pendapat dengan warga sehingga membuat pesta demokrasi menjadi semarak.
Selain itu dari organisasi GP Ansor, IPNU/IPPNU dan Pemuda Muhammadiyah, juga melahirkan kader-kader yang berkualitas dan berkompeten dalam dunia politik. Khususnya di Kabupaten Kudus. Contoh di Kudus, berawal dari Organisasi pelajar yang dinaungi oleh NU yang bernama IPNU/IPPNU Anak Cabang saja telah melahirkan seorang Pimpinan legislator di Kabupaten Kudus. Ini menunjukkan walaupun dari Golongan Akar Rumput juga mampu untuk menjadi seorang pemimpin yang berkualitas. Selain itu dari organisasi Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor juga telah melahirkan para cendikiawan-cendikiawan yang sangat hebat.

Forum Rembug Desa

Forum rembug desa yang yang dulu pernah mentradisi dalam penyelenggaraan pemerintah desa, Kades, Perangkat Desa dan elite desa di luar anggota BPD merindukan terbentuknya kembali forum rembug desa. Namun mereka takut untuk melangkah karena dikawatirkan justru inisiatif mereka dicurigai sebagai langkah untuk menyaingi keberadaan BPD. Seperti mendiktekan kehendak pemerintah sebagaimana yang pernah dilakukan melalui Lembaga Musyawarah Desa. Namun demikian pemerintah desa dan anggota BPD juga keberatan jika muncul forum warga yang tidak melibatkan mereka sehingga muncul suara sumbang yang menggoyahkan pemerintahan dan dimanfaatkan bukan untuk mendorong kemajuan pemerintahan melainkan untuk ajang penggalangan massa.
Dalam perkembangan lebih lanjut semua elemen yang menentukan kinerja good governence dari pihak pemerintah desa, BPD, masyarakat ekonomi dan masyarakat sipil. Pentingnya memiliki forum rembug desa sehingga akan terbangun kerjasama dan saling percaya dari semua pihak.
Rembug desa membahas berbagai kinerja pemerintah desa dan program pembangunan. Dalam rembug desa, dibentuk panitia kecil terdiri dari wakil-wakil dari semua elemen pemerintah, BPD dan Tokoh Masyarakat untuk mengagendakan pembahasan-pembahasan masalah yang muncul. Semua wakil mempunyai hak suara yang sama dan pengambilan keputusan dicapai dengan musyawarah. Adapun wakil dari masyarakat dari kepala dusun, dan Tokoh Masyarakat dengan jumlah enam orang yang masing-masing mewakili warga dusunnya. Wakil dari pemerintah meliputi Kades dan semua perangkat desa, dan dari BPD adalah semua anggota, dan dari masyarakat ekonomi adalah dari perkumpulan petani dan perkumpulan koperasi dusun. Karena keterbatasan dana, maka jumlah anggota dikurangi, namun kedepan anggotanya akan ditingkatkan sesuai dengan ketentuan di atas. Sementara ini wakil khusus warga dipegang oleh tokoh-tokoh desa yang dipercaya oleh para ketua RT yang dapat berbicara di muka umum, terpandang dan menjadi warga yang baik di dusunnya. Panitia rembug desa terdiri dari empat utusan itu sehingga tidak terkesan sebagai pekerjaan pemerintah dan upaya memobilisai dukungan politik dari BPD dan warga.
Rembug desa membuahkan butir-butir kesepakatan yang dijunjung tinggi oleh pemerintah desa dan BPD. Dalam rembug desa ini suara warga dapat disalurkan secara resmi sehingga mereka dapat menagihnya jika kesepakatan yang telah dicapai diabaikan oleh pemerintah desa maupun BPD.

Kepedulian Masyarakat Terhadap Kebudayan

Era otonomi desa diwarnai dengan semangat menyemarakkan identitas local. Ini dapat dirasakan di Kabupaten Kudus pada tiga tahun terakhir yang diawali Pembukaan Studio Seni Alam milik salah seorang Pelukis terkenal di Indonesia yang merupakan asli orang Kudus. Dalam studio ini kita tidak hanya ditunjukkan dengan lukisan dua dimensi saja, akan tetapi kita dimanjakan dengan lukisan alam tiga dimensi atau dengan kata lain secara nyata dapat kita lihat. Selain itu berbagai macam adat dan tradisi yang ada di beberapa Desa di Kabupaten Kudus juga semakin semarak dan menjadi banyak perhatian tidak hanya di Kabupaten Kudus bahkan Kota tetanggapun merasakan. Contoh lain adalah Tradisi Dandangan yang merupakan aset kebudayaan di Kabupaten Kudus yang banyak sekali direspon oleh kalangan masyarakat luas Kabupeten Kudus. Ini dapat dilihat ketika tradisi Dandangan dipindah tempatkan lokasinya pada dua tahun yang lalu membuat berbagai macam konflik dan pertentangan di dalam masyarakat. Sehingga dengan kata lain Pemerintah akhirnya harus mengembalikan tradisi dimana tradisi itu ada.
Tradisi-tradisi asli desapun masih banyak yang bertahan, bahkan karena keuletan dan kreatifitas masyarakat, akhirnya pemerintah mendukung baik pendanaan dan sekaligus menjadi objek pariwisata budaya unggulan.
Ini menandakan respon masyarakat di Kabupaten Kudus sangat tajam dan sangat aktif dalam menyikapi berbagai macam khasanah kebudayaan.

IV. KESIMPULAN

Eforia reformasi dan otonomi desa telah mendorong bangkitnya civil society desa dan pesta demokrasi sebagai rangkaian dari pelaksanaan otonomi desa telah menaikkan posisi warga dihadapan elite desa. Era Otonomi desa itu diikuti pula oleh menguatnya perkumpulan yang mererpresentasikan civil society. Pertama, terjadi reorientasi atas organisasi lama yang dulunya dibawah kontrol pemerintah desa kini bangkit menjadi perkumpulan yang mandiri dan menjalin semaangat kerja yang partisipatif dari para anggotanya. Perkumpulan lama yang bersifat hanya sekolompok komunitas seperti RT dan dusun bahkan menjadi sangat kuat posisinya dihadapan desa ketika mereka justru mampu mengakses jalannya pemerintahan desa dari segi rekruitmen kepala desa, pamong, dan anggota BPD. Kedua, menguatnya jaringan sosial antar perkumpulan lama dengan berbagai kekuatan civil society sehingga dapat lebih kuat posisinya dalam mengusai sumber daya lokal yang didukung LSM, perguruan tinggi dan mahasiswa. Ketiga, munculnya organisasi baru level desa yang menjadi pilar penting bagi terwujudnya tata pemerintahan baik karena menjalankan fungsi kontrol dan pendidikan politik seperti yang dilakukan oleh FKPD.
Meskipun posisi civil society desa mengalami peningkatan, tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa kepedulian warga desa terhadap jalannya pemerintahan desa terfokus dalam pesta demokrasi, tetapi kurang banyak pada pelaksanaan pemerintahan dan program pembangunan. Selain itu reorientasi perkumpulan warga juga masih mengundang persoalan tersendiri bagi menguatnya civil society ke depan.
Pertama: partisipasi warga dalam proses demokrasi ibaratnya masih seperti petugas “pemadam kebakaran” sehingga mereka bertindak ketika terjadi petaka saja, tetapi tidak dilanjutkan menjadi suatu bentuk partisipasi aktif yang berkelanjutan. Partisipasi mereka masih terfokus dalam pesta demokrasi yang sebenarnya mereka pun sangat mungkin dimobiliasasi oleh elite desa walaupun mereka juga mempunyai bargaining power yang kuat untuk mewujudkan pesta demokratis yang aspiratif.
Kedua: proses menguatkan civil society desa membutuhkan waktu yang panjang dan diperlukan juga berbagai penglaman pahit yang dirasakan oleh warga Pengalaman pahit itu menumbuhkan solidaritas sosial internal yang kuat yang menjadi energi bagi mereka untuk bertarung dengan penguasa.
Ketiga: komunitarianism yang bersifat eksklusif dapat memainkan peran yang penting bagi penguatan civil society. Ini terlihat dari menguatnya komunitarianisme RT, dan dusun serta perkumpulan pemuda. Kedepan komunitarianisme ini dapat menjadi kendala bagi terwujudnya solidaritas kelompok pada level desa. Munculnya kecenderungan civil society desa menggalang semangat lokal melalui perkumpulan yang kecil seperti RT dan dusun dapat menjadi potensi civil society yang sulit digerakkan untuk menghadapi kekuatan di tingkat desa yang besar. Masing-masing dengan semangat lokalnya bekerja sendiri-sendiri untuk kepentingan masing-masing sehingga kekuatan bersama tidak muncul.
Keempat: masih diperlukan kehadiran LSM dan kekuatan eksternal seperti gerakan mahasiswa dan perguruan tinggi untuk menfasilitasi tumbuhnya civil society dan berhasilnya civil society yang kuat guna melawan kontrol negara. Eforia reformasi telah menjadi energi civil society desa untuk melakukan konsolidasi dan menggerakkan kekuatannya, namun dalam prosesnya mereka perlu difasilitasi oleh kekuatan dari luar guna menjamin keberhasilannya.
Kelima: civil society desa masih harus mengembangkan berbagai arena agar dapat mengontrol jalannya pemerintahan. Hampir semua area di desa selalu melibatkan elite desa. Rembug desa merupakan eksperimen untuk mengembangkan forum warga, tetapi tetap saja melibatkan elite desa dalam forum itu. Dengan meningkatkan pengorganisaian masyarakat sipil, kelak rembug desa lebih menyuarakan warga daripada elitenya. Sehingga pendidikan polotik terhadap masyarakat desa akan terbentuk dengan sendirinya melalui pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Namun walaupun demikian peran aktif lembaga non-pemerintah juga harus dapat bersikap netral dalam mendidik masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi. 2001. Menuju Masyarakat Madani. Bandung: Rosda.
Hefner, Bob. 2000.’Perkembangan Cicil Society di Indonesia” dalam Nico L. Kana, Pradjarta Desa dan Kutut Suwiondo dkk (eds) Dinamika Politik Lokal di Indonesia. Salatiga: Percik. Hal.241.
Hudayana. Bambang. 2001. “Demokrasi dan Pasar”. Bulletin Flamma. (3): 9.
___________________ 2002. “Dusun dalam Cengkeraman Desa; Komunitas Humanistik dalam Komunitas Politik”. Makalah Seminar Dinamika Politik Lokal di Indonesia, diselenggarakan oleh Percil Salatiga 9-12 Juli 2002.
Santoso, Purwo. 2000. ‘pengelolaan Modal Sosial dalam Rangka Pengembangan Otonomi Desa: Suatu Tantangan”, Makalah Seminar Bulanan Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan (PSPK), UGM, Yogyakarta 8 Agustus 2002.
Schiller, Jim. 2002. “Looking for Civil society the 19999 Election in Jepara”. Renai 2 (1):5-18.
Sullivan, John. 1992. Local Government and Community in Java, an Urban Case Study. Singapore: Oxford University Press.
Tandon, Rajesh dan Ranjito Mohanty. 2002. Civil society and Governance. New Delhi: Samskriti.
Tarrow, Sidney. 1996. “Making Social Science Work Across Space and Time: a Critical Reflection on Robert Putnam’s Making Democracy Work” American Political Science Review. 90 (2): 380-397.
Wulandari, D, dkk. 2000. Kisah-Kisah Perjuangan Hak Rakyat Atas Tanah ”Di Atas Tanah Kami, Kami bebas Menentukan”. Bandung: Konsorsium Pembaruan Agraria.

Published in: on 04/02/2009 at 07:53  Leave a Comment  

soal matematika

file://///Pnc-b01/my%20documents/prediksi%20’09/pre-fisika-un-sma-2009.pdf

Published in: on 03/01/2009 at 04:11  Leave a Comment  

6 Strategi Karir Cemerlang

1. Motivasi adalah Kunci Sukses
Kunci utk memahami motivasi pribadi adlh mengetahui pasti sgl hal yg membuat Anda bersemangat. Entah itu aktiitas tertentu, orang2, tempat, dan situasi yang mampu memacu gairah kerja.

2. Sukses Membutuhkan Kerja Keras
Segala kesuksesan memerlukan persiapan dan kerja keras. Thomas Alfa Edison mengatakan bahwa seorang jenius adalah orang berbakat yang menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

3. Wujudkan Impian Anda
Misi adalah nilai atau mimpi yang mengacu orangg agar dapat mencapai kesempurnaan.

4. Hargai Kemampuan Anda
Ketika Anda berjanji pada diri sendiri agar dapat mengembangkan potensi, Anda akan lebih menikmati proses peningkatan karir karena Anda tidak akan banyak memikirkan fasilitas apa yang akan Anda peroleh.

5. Atur Diri Sendiri
Sebelum bertindak spontan atau punya perasaan negatif, tenangkan perasaan dan kembangkan serta terapkan rencana aksi efektif.

6. Ambil Resiko yang Sudah Diperhitungkan
Kunci sukses utk mengambil resiko adalah tahu pasti toleransi resiko yang Anda hadapi. Untuk melakukan itu, Anda harus dapat mengevaluasi konsekuensi potensial keputusan Anda dan bersedia menerima skenario terburuk.

Setelah itu, jangan lupa serahkan diri untuk mendapat ridho Allah.

Published in: on 23/11/2008 at 02:52  Leave a Comment  

IBU…, CERITAKAN AKU TENTANG IKHWAN SEJATI…

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya: Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati…

Sang Ibu tersenyum dan menjawab… Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya….

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran…..

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa …

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah… Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan…

Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca…

….setelah itu, ia kembali bertanya…

” Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?”

Sang Ibu memberinya buku dan berkata…. “Pelajari tentang dia…” ia pun mengambil buku itu

“MUHAMMAD”, judul buku yang tertulis di buku itu

Published in: on 23/11/2008 at 02:31  Leave a Comment  

Tips Memulai Hari dengan Cerah

> Hari yang cerah bukan ditandai dengan matahari yang

> bersinar terang atau udara yang sejuk, melainkan

> dari hati dan pikiran yang segar. Kecerahan suatu

> hari dimulai dari diri anda sendiri. Kita tahu bahwa

> sesuatu yang dimulai dengan baik merupakan separuh

> dari pencapaian tujuan.

>

> Karena itu, memulai aktivitas hari ini dengan

> kecerahan suasana adalah modal besar untuk

> menyelesaikan hari dengan baik pula. Bagaimana

> memulai hari dengan cerah sangat dipengaruhi oleh

> pola hidup kita.

>

> Berikut beberapa tips ringan agar kita bisa memulai

> hari dengan cerah.

>

> 1–Mulailah dari malam hari.

> Kita tak bisa berharap bangun dengan segar jika di

> malam harinya tak cukup tidur nyenyak. Hari esok

> yang cerah dimulai dari malam ini. Bila anda masih

> mempunyai masalah, yakinlah masih ada waktu esok

> untuk menyelesaikannya lebih baik lagi. Malam ini,

> beristirahatlah sebaik-baiknya.

>

> 2–Bangun pagi lebih pagi.

> Bangunlah lebih pagi daripada terbitnya matahari.

> Jumpai keheningan dan kesunyian. Pagi buta adalah

> saat yang tepat untuk menemukan sisi damai dalam

> diri anda.

>

> 3–Damaikan pikiran dan tentramkan jiwa

> Jangan terburu melakukan aktivitas. Resapi saja

> suasana pagi yang damai ini. Berdoa,sampaikan syukur

> atas hidup yang masih diberikan pada kita dan

> bersaat teduh.

>

> 4–Segarkan tubuh.

> Minum air. Hirup aroma teh atau kopi yang

> menyegarkan. Berjalan-jalanlah keluar. Pompa udara

> banyak-banyak ke dalam paru-paru. Lakukan olahraga

> ringan, Mandi dengan air segar. Bersihkan tubuh

> baik-baik. Tetaplah mengingat janji anda tadi pagi

> untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi semesta

> hari ini.

>

> 5–Dapatkan sarapan secukupnya.

> Isi perut anda secukupnya. Sarapan yang baik adalah

> modal untuk kebugaran tubuh anda sepanjang hari.

> Jangan asal kenyang, namun cukupkan kebutuhan energi

> dan gizi.

>

> 6–Sapalah orang-orang yang anda jumpai.

> Terbarkan senyum. Tak peduli apakah matahari

> bersinar cerah atau mendung menggayut, sapalah

> orang-orang yang anda jumpai. Tanyakan kabar mereka,

> maka jangan terkejut jika mereka pun akan membalas

> senyum anda.

>

> 7–Jangan mengeluh

> Apa pun yang terjadi, entah itu hari hujan, jalanan

> macet, kereta datang terlambat, kendaraan mogok,

> atau apa pun yang terjadi, terimalah semua itu apa

> adanya. In everything, give thanks.

>

> Selamat bekerja serta selamat bercerah hari.

Published in: on 07/11/2008 at 08:02  Leave a Comment